Makalah tentang Masyarakat Pedesaaan dan Masyarakat Perkotaan
Makalah
Ilmu Sosial Dasar
“Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan”
Disusun oleh :
Mirani Shilva : 53417600
Kelas 1IA16
Fakultas Teknologi Industri
Mata kuliah : Ilmu Sosial Dasar
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita haturkan kepada
Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmaat-Nya kepada kita semua,
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang “Masyarakat Pedesaan dan
Perkotaan” tepat pada waktunya. Pembuatan makalah ini guna memenuhi tugas mata
kuliah Ilmu Sosial Dasar.
Makalah ini telah saya susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
menperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Saya
menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna, tetapi saya mengerjakan dan
menyelesaikan makalah ini dengan penuh tanggung jawab dan kesungguhan. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik yang
membangun dari para pembaca agar dapat memperbaiki makalah ini kedepannya.
Akhir kata saya berharap semoga
makalah tentang masyarakat pedesaan dan perkotaan ini dapat memberikan manfaat
maupun insprirasi terhadap pembaca.
Depok,
28 Desember 2017
Mirani
Shilva
DAFTAR ISI
Kata pengantar
..........................................................................................
1
Daftar isi
....................................................................................................
2
BAB I Pendahuluan.
1.1 .
Latar belakang ...................................................................
3
1.2 . Tujuan
Penulisan ............................................................... 3
1.3 .
Rumusan Masalah ............................................................. 4
BAB II Pembahasan.
2.1.
Pengertian Masyarakat Pedesaan .................................... 5
2.2.
Pengertian Masyarakat Perkotaan .................................... 5
2.3.
Perbedaan Masyarakat Perkotaan dan Pedesaaan ......... 6
2.4.
Hubungan Antara Masyarakat Desa dan Kota .................. 8
2.5.
Masalah Sosial
.................................................................. 9
BAB III Penutup
.......................................................................................
12
Daftar Pustaka
.........................................................................................
13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar belakang
Terdapat banyak alasan mengapa membicarakan masyarakat
pedesaan dan masyarakat perkotaan menjadi hal yang cukup penting. Banyak
aspek-aspek yang menarik perhatian dan tanpa disadari, hubungan antara desa dan
kota menjadi cukup penting untuk dipahami secara lebih mendalam.
Dalam keadaan desa yang sebenarnya, desa masih
dianggap sebagai standar dan pemelihara sistem kehidupan bermasyarakat dan
kebudayaan asli seperti tolong-menolong, keguyuban, persaudaraan,
gotong-royong, dan lain-lain. Orang kota membayangkan bahwa desa merupakan
tempat orang bergaul dengan rukun dan selaras, akan tetapi justru dengan
berdekatan mudah terjadi konflik atau pertentangan dari kegiatan sehari-hari,
hal warisan, perkawinan, dan lainnnya.
Demikian pula dalam konteks pembangunan desa
(pertanian), pada awalnya orang-orang beranggapan bahwa masyarakat pertanian
mangalami involusi (kemunduran) pertanian yang berjalan dalam proses kemiskinan
dan apapun teknologi dan kelembagaan modern yang masuk ke pedesaan akan
sia-sia. Pernyataan-pernyataan sumbang inilah yang ingin kami bahas dalam
makalah yang ringkas dan singkat ini,yang mana adanya kontroversi kesan atau
pendapat ini mungkin lebih tepat apabila dihubungkan dengan berbagai gejala
sosial seperti konsep-konsep perubahan sosial atau kebudayaan.
1.2.
Tujuan penulisan
Tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu untuk menambah
wawasan mengenai masyarakat pedesaan dan perkotaan. Selain itu kita dapat
memahami bagaimana hubungan masyarakat pedesaan dan perkotaan, serta mengetahui
berbagai permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar.
1.3.
Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di
atas, maka dapat diuraikan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Pengertian masyarakat pedesaan.
2. Pengertian masyarakat perkotaan.
3. Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan.
4. Hubungan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan.
5. Masalah Sosial yang terjadi di lingkungan sekitar
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Masyarakat pedesaan
Secara awam
masyarakat pedesaan sering diartikan sebagai masyarakat tradisional dari
masyarakat (primitif) sederhana. Namun pandangan tersebut kurang tepat, karena
masyarakat pedesaan merupakan masyarakat yang tinggal disuatu kawasan atau
wilayah yang disebut desa. Sedangkan masyarakat tradisional merupakan
masyarakat yang menguasai IPTEK dengan rendah sehingga hidupnya masih sederhana
dan belum kompleks.
Persekutuan hidup yang paling kecil
dimulai saat manusia primitif mencari makan, yaitu dengan cara berburu.
Berkembangnya mata pencaharian manusia menjadi bertani menyebabkan lahirnya
suatu persekutuan hidup menetap di suatu tempat. Persekutuan hidup ini berubah
dengan berkembangnya sistem kapitalisme dan masyarakat industri, artinya dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Menurut
Koentjaraningrat, suatu masyarakat desa menjadi suatu persekutuan hidup dan
kesatuan sosial didasarkan atas dua prinsip, yaitu prinsip hubungan kekerabatan
dan prinsip hubungan teritorial. Prinsip ini tidak lengkap apabila yang
mengikat adanya aktivitas tidak diikutsertakan, yaitu tujuan khusus yang
ditentukan faktor ekologis dan prinsip yang datang dari asas oleh aturan dan
undang-undang.
2.2. Masyarakat perkotaan
Kota adalah suatu ciptaan peradaban
budaya umat manusia. Kota sebagai hasil dari peradaban yang lahir dari
pedesaan, tetapi kota berbeda dengan desa. Masyarakat perkotaan merupakan suatu
kelompok teritorial di mana penduduknya menyelenggarakan kegiatan-kegiatan
hidup sepenuhnya dan memiliki derajat interkomuniti yang tinggi. Masyarakat
perkotaan sering disebut urban community.
Ada beberapa ciri yang menonjol pada
masyarakat perkotaan yaitu :
1. Kehidupan
keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
2. Orang kota
dapat mengurus dirinya sendiri dengan cukup baik tanpa harus bergantung pada
orang lain.
3. Pembagian
kerja di antara masyarakat kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang
nyata.
4. Jalan
pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan menyebabkan
bahwa interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan
daripada faktor pribadi.
5. Perubahan-perubahan
sosial tampak dengan nyata di kota-kota, karena masyarakat perkotaan lebih
terbuka dalam menerima hal-hal baru.
6. Biasanya
masyarakat mendapatkan pekerjaan lebih banyak diperolah warga kota daripada
warga desa.
2.3. Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat
perkotaan
Menurut Soekanto (1994), perbedaan
antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat
perkotaan sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan pengertian masyarakat sederhana
karena dalam masyarat modern, seberapa kecilnya suatu desa, pasti ada
pengaruh-pengaruh dari kota. Kita dapat membedakan antara masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan yang
masing-masing memiliki karakteristik tersendiri.
Adapun
beberapa ciri yang dapat digunakan sebagai petunjuk untuk membedakan antara
masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, yaitu :
1. Lingkungan
umum dan orientasi terhadap alam.
Masyarakat
yang tinggal di desa berhubungan kuat dengan alam, disebabkan oleh letak geografisnya. Penduduk yang tinggal
desa akan banyak ditentukan oleh kepercayaan-kepercayaan dan hukum-hukum alam,
seperti dalam pola berpikir dan falsafah hidupnya. Akan tetapi lain halnya
dengan masyarakat yang tinggal di kota, mereka mempunyai kehidupan yang bebas
dari realitas alam.
2. Pekerjaan
atau mata pencaharian.
Pada
umumnya, mata pencaharian penduduk desa adalah bertani. Hal ini disebabkan oleh
masih banyak terdapat lahan yang bisa digunakan untuk bercocok tanam. Selain
bertani, berdagang juga menjadi pekerjaan sekunder masyarakat pedesaan. Namun
pada masyarakat perkotaan lebih memilih menjadi manajer di suatu perusahaan
atau menjadi pimpinan dalam suatu birokrasi.
3. Kepadatan
penduduk.
Kepadatan penduduk desa lebih rendah dibandingkan dengan kepadatan penduduk
kota. Kepadatan penduduk suatu komunitas kenaikannya berhubungan dengan
klasifikasi dari kota tersebut.
4. Homogenitas
dan heterogenitas.
Di pedesaan biasanya mengenai minat dan pekerjaan suatu masyarakat hampir
sama, sehingga kontak tatap muka lebih sering. Namun itu terjadi sebaliknya di
kota, penduduk heterogen terdiri dari orang-orang dengan macam-macam
kebudayaan, kesenangan, dan mata pencaharian. Hal ini karena daya tarik dari
mata pencaharian, pendidikan komunikasi, dan transportasi menyebabkan kita
menarik orang-orang dari berbagai wilayah untuk berkumpul di kota.
5. Pola Kepemimpinan.
Menentukan kepemimpinan di daerah pedesaan
cenderung banyak ditentukan oleh kualitas pribadi dari individu dibandingkan
dengan kota. Keadaan ini disebabkan oleh lebih luasnya kontak tatap muka, dan
individu lebih banyak saling mengetahui daripada di daerah kota. Misalnya
karena kesalehan, kejujuran, jiwa pengorbanannya. dan pengalamannya. Kalau
kriteria ini melekat terus pada generasi selanjutnya, maka kriteria keturunan
pun akan menentukan kepemimpinan di pedesaan.
6. Ukuran Komunitas
Komunitas pedesaan biasanya lehih kecil
dari komunitas perkotaan. Dalam mata pencaharian di bidang pertanian, imbangan
tanah dengan manusia cukup tinggi bila dibandingkan dengan industri dan
akibatnya daerah pedesaan mempunyai penduduk yang rendah per kilometer
perseginya. Tanah pertanian luasnya bervariasi. Bergantung kepada tipe usaha
taninya, tanah yang cukup luasnya sanggup menalnpung usaha tani dan usaha
ternak sesuai dengan kemampuannya. Oleh sebab itu komunitas pedesaan lebih
kecil daripada komunitas perkotaan.
2.4. Hubungan Antara Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan
Masyarakat
pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu
sama lain. Bahkan terdapat hubungan uang erat, bersifat ketergantungan, karena
saling membutuhkan. Kota tergantung desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan
bahan-bahan pangan, desa juga merupakan tenaga kasar pada jenis-jenis pekerjaan
tertentu di kota. Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yg juga
diperlukan oleh orang desa, kota juga menyediakan tenaga-tenaga yang melayani
bidang-bidang jasa yg dibutuhkan oleh orang desa.
2.5. Masalah Sosial.
Masalah
sosial merupakan permasalahan yang terjadi di masyarakat. Masalah sosial
merupakan suatu keadaan di masyarakat yang tidak normal atau tidak
semestinya.Masalah sosial dapat terjadi pada masyarakat di pedesaan maupun di
perkotaan. Keadaan masyarakat di pedesaan dan di perkotaan tentu berbeda. Pada
umumnya masyarakat pedesaan masih memegang erat nilai-nilai kerukunan,
kebersamaan dan kepedulian.Sehingga tidak heran sering kita jumpai adanya kerja
bakti, saling memberi dan menolong. Sedangkan masyarakat di kota hidup dalam
suasana egois, individu (sendiri-sendiri), kurang akrab serta kurang rukun.
Kehidupan semacam ini sebenarnya merupakan salah satu masalah sosial di wilayah
tersebut. Saat ini di negara kita masih banyak kita jumpai permasalahan sosial,
antara lain sebagai berikut:
1. Kebodohan.
Salah satu akibat bila kita bodoh adalah mudah diperalat orang lain. Kita
juga akan sulit meraih cita-cita yang tinggi. Kebodohan terjadi karena tidak
memiliki pendidikan atau pendidikannya rendah. Di negara kita ternyata masih
banyak orang yang pendidikannya rendah bahkan tidak pernah sekolah sama sekali.
Masih ada orang yang tidak bisa membaca atau buta huruf. Hal ini antara lain
disebabkan oleh kemalasan, biaya pendidikan yang tinggi dan tidak meratanya pendidikan
di Indonesia.
2. Pengangguran.
Pengangguran adalah orang dewasa yang tidak bekerja dan tidak mendapatkan
penghasilan.Jumlah pengangguran semakin banyak karena jumlah lulusan sekolah
lebih banyak dari pada jumlah lapangan pekerjaan.Selain itu para pengusaha
dihadapkan pada persoalan kenaikan tarif listrik dan harga bahan bakar minyak
yang mahal.Hal itu menyebabkan banyaknya perusahaan yang tutup dan bangkrut,
atau setidaknya mengurangi jumlah karyawannya.Itulah sebabnya pengangguran
dapat menimbulkan permasalahan sosial lainnya.Seperti kemiskinan, kejahatan,
perjudian, kelaparan, kurang gizi bahkan meningkatnya angka bunuh diri.
3. Kemiskinan.
Semakin banyak dan semakin lama orang menganggur menyebabkan
kemiskinan.Orang yang miskin tidak dapat memenuhi kebutuhan pokoknya seperti
pangan, sandang dan papan. Kemiskinan dapat menyebabkan berbagai permasalahan
sosial yang lain, seperti kejahatan, kelaparan, putus sekolah, kurang gizi,
rentan penyakit dan stress. Kemiskinan bisa disebabkan oleh dua hal.Yakni dari
dalam diri seseorang (internal) dan faktor dari luar (eksternal). Faktor
internal antara lain karena pendidikan yang rendah, tidak memiliki keterampilan
dan karena sifat malas. Sedangkan faktor eksternal antara lain disebabkan oleh
kondisi ekonomi negara yang buruk, harga melambung tinggi dan kurangnya
perhatian pemerintah.
4. Kejahatan.
Kejahatan sering disebut sebagai tindak kriminal atau perbuatan yang
melanggar hukum.Pengangguran dan kemiskinan dapat menyebabkan tindak
kejahatan.Jika tidak dilandasi keimanan dan akal sehat, penganggur mengambil
jalan pintas untuk mengatasi kemiskinannya. Banyak cara keliru yang dijalani
misalnya melakukan judi, penipuan, pencurian, pencopetan, perampokan hingga
pada pembunuhan. Yang stress dan tidak kuat bisa kemudian minum-minuman keras
atau memakai narkoba. Namun ternyata kejahatan tidak hanya karena miskin.Banyak
orang yang sebenarnya sudah mapan hidupnya melakukan kejahatan.
5. Pertikaian.
Pertikaian bisa disebabkan karena salah paham, emosi yang tidak terkendali atau
karena memperebutkan sesuatu.Sesuatu yang diperebutkan dapat berupa suatu
prinsip, seseorang atau suatu barang.Pertikaian dapat terjadi di dalam suatu
keluarga atau di masyarakat.Pertikaian yang tidak segera diselesaikan bisa
berakibat fatal.Suatu pertikaian bahkan dapat menimbulkan korban jiwa.
6. Kenakalan
remaja.
Balapan liar bagi mereka sendiri sangat berbahaya yakni dapat menimbulkan
kecelakaan. Di samping itu juga mengganggu dan membahayakan orang lain.
Kenakalan remaja dapat berbentuk lain seperti coret-coret dinding di jalan,
minum-minuman keras, berdandan yang tidak semestinya ataupun menggunakan
narkoba. Penyebab kenakalan remaja antara lain sebagai berikut :
a. Kurangnya
perhatian dari orang tua.
b. Pengaruh
lingkungan pergaulan.
c. Kurang
mantapnya kepribadian diri.
d. Jauh dari
kehidupan beragama
7.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Masyarakat pedesaan adalah sekelompok orang yang mendiami
suatu wilayah dan mempunyai hubungan yang erat serta perasaan yang sama
terhadap adat kebiasaan yang ada dan menunjukkan adanya kekeluargaan, seperti
gotong royong dan tolong-menolong. Masyarakat pedesaan mencari mata pencaharian
dengan cara bertani di sawah atau di ladang, di desa belum mengenal teknologi
canggih yang telah ada dizaman modern.
Lain halnya dengan masyarakat pedesaan, masyarakat perkotaan
merupakan suatu himpunan penduduk yang bertempat tinggal di dalam pusat
kegiatan ekonomi, pemerintahan kesenian, ilmu pengetahuan dan sebagainya.
Masyarakat kota mencari mata pencahariannya rata-rata menggunakan tekhnologi yang
canggih, seperti menggunakan tenaga mesin, komputer dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Harwantiyoko & Katuuk Neltje F.1997. MKDU Ilmu Sosial
Dasar. Jakarta. Gunadarma.
Soelaeman M. Munandar, 1987, Ilmu Sosial Dasar, Bandung,
Penerbit Refika Aditama.
Komentar
Posting Komentar